Archive for Outdoor Learning

Siswa SMP-IT Al Uswah Temukan Kali Surabaya Tercemar

Sebanyak 14 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Terpadu (IT) “Al-Uswah” Surabaya, Kamis, menemukan kondisi Kali Surabaya tercemat saat melakukan “outdoor learning” di Pintu Air Jagir, Wonokromo, Surabaya.

“Saya senang diajari praktek langsung di Kali Jagir dengan mengambil sampel air untuk diteliti kadar PH (keasaman). Saya ambil tiga kali dan hasilnya sama yakni PH-nya 6,” kata siswi kelas 1 SMP Al-Uswah, Nimas.

Ditanya saat berada di Laboratorium Jurusan Kimia Fakultas MIPA ITS Surabaya untuk meneliti sampel air dari Kali Jagir, ia menilai PH dengan angka di bawah 7 berarti asam.

“Artinya, kali itu tercemar dan nggak layak dipakai untuk mandi, apalagi diminum,” katanya, didampingi ustadzah Sri Utami ST yang juga Humas Outdoor Learning SMP Al-Uswah Surabaya itu.

Menurut Sri Utami, ke-14 siswa yang diajak belajar sains di Pintu Air Jagir itu juga belajar berinteraksi sosial dengan mewawancarai warga di sekitar kawasan pintu air itu.

“Mereka bertanya kepada warga tentang nama, alamat, pekerjaan, anaknya, dan sebagainya, kemudian mereka mengambil sampel air untuk dicek dengan alat pengukur PH,” katanya.

Setelah itu, katanya, hasilnya dibawa ke Laboratorium Jurusan Kimia Fakultas MIPA ITS Surabaya untuk diketahui apa yang sebenarnya terjadi bila kadar PH rendah.

“Mereka akhirnya mengetahui bahwa dengan PH mencapai 6 berarti ada kontaminan yang nggak layak untuk mandi dan mencuci, apalagi diminum. Asam itu kalau bertemu sabun akan menjadi netral, sehingga cucian tidak bisa bersih,” katanya.

Sementara itu, Wakil Kepala Kurikulum SMP “Al-Uswah” Surabaya, Windi Aprilia, S.Si, menambahkan “praktikum berjalan” itu terinspirasi oleh semangat “Sumpah Pemuda” untuk menumbuhkan cinta Tanah Air dan lingkungan sekitar.

“Kami memang ingin menekankan pembelajaran kepada pembentukan karakter (caracter building), sehingga kami memadukan sains, sosial, dan PKN (kewarganegaraan) dalam satu proses pembelajaran,” katanya.

Sumber : www.antarajatim.com

Comments off

Daunpun Bisa Jadi Duit

Berawal dari kecintaan suaminya pada tumbuhan, Bu Nanik Daun dapat
mengembangkan usaha kriya daun yang telah dirintis suaminya selama
beberapa tahun. Walaupun dulu sempat mengalami kegagalan yang tak
sedikit, Bu Nanik Daun dan suaminya tetap semangat dan punya tekad yang
kuat untuk terus berusaha. Akhirnya, dengan semangat dan tekad kuat
itu, terbentuklah Bengkel Kriya Daun 9996 yang produknya sudah merambah
sampai ke mancanegara. Hasilnyapun tak main-main. Dalam sebulan,
Bengkel Kriya Daun 9996 bisa menghasilkan 25-50 juta rupiah.

Daun yang selama ini kita anggap sebagai sampah yang tidak berguna
lagi, yang selanjutnya hanya dibakar bersama sampah-sampah lainnya,
bisa menghasilkan duit ditangan Bu Nanik. Dengan kreativitasnya, Bu
Nanik bisa menghasilkan berbagai macam produk dengan harga jual yang
cukup tinggi.

Harga produk Bu Nanik mulai dari berkisar antara Rp2.500,- sampai
dengan Rp5.000.000,- . Harga yang paling tinggi yaitu 5 juta rupiah
adalah lukisan daun yang memang ukurannya cukup besar. Sedangkan produk
Bu Nanik yang paling murah harganya yaitu 2 ribu rupiah adalah sebuah
gift box berukuran mini.

“Outdoor learning yang kita lakukan kali ini memang mengajak siswa
tidak hanya melihat tetapi ikut juga melakukannya. membuat
barang-barang kerajinan tersebut. Sehingga kita harapkan tumbuh
semangat dan keinginan menjadi enterpreneur dimasa mendatang,” kata
Ustadzah Sri Utami menyatakan tujuan Outdoor Learning kali ini.

Disana (Rumah Bu Nanik), ke-14 siswa SMP IT Al Uswah juga langsung
mempraktekkan secara langsung proses pembuatan barang-barang kerajinan
di Bengkel Kriya Daun 9996. Yang dibuat oleh seluruh siswa SMP IT Al
Uswah Surabaya adalah pigura mini yang unik. Yup, unik karena bahan
untuk menghias pigura itu adalah daun-daun kering yang telah diproses
sedemikian rupa hingga menjadi awet, tidak mudah berjamur, dan unik
pastinya.

Comments (1) »